Syukur Pada Pukulan Pertama

‘Sabar itu pada pukulan pertama’. Pasti pernah baca ungkapan seperti itu kan?! Kata-kata tersebut berasal dari bibir Rasulullah yang mulia.

Jadi, diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ’anhu, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi sebuah kuburan. Lalu beliau bersabda, “Bertakwalah Anda pada Allah dan bersabarlah.”

Wanita itu menjawab, “Menjauhlah engkau dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibah yang menimpaku.” Wanita itu tidak tahu bahwa yang berkata itu adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kemudian, ada yang mengatakan pada wanita itu, “Sesungguhnya orang yang berkata tadi adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Wanita tersebut terkejut, lantas bersegera mendatangi rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada penjaga di pintu rumah beliau. Ia meminta maaf dan berkata, “Aku tadi tidak mengenalmu.”

Rasulullah yang mulia bersabda*, “Sesungguhnya kesabaran adalah pada pukulan pertama.” Yang artinya, sabar yang sebenar-benarnya sabar adalah di awal musibah atau saat mendapatkan musibah pertama kali. Sabar seperti inilah yang menjadikan seseorang mendapatkan ganjaran pahala.

Lalu bagaimana dengan syukur?

Menurut saya, seharusnya juga demikian, syukur itu seharusnya juga pada pukulan pertama.

Akhir-akhir ini saya sedang sedikit risau. Terutama terhadap diri sendiri. Beberapa kali saya mendapati diri ini tidak bersyukur, terutama pada pukulan pertama.

Pada saat menerima komisi dari sebuah pekerjaan yang sebelumnya telah selesai dilakukan, alih-alih mengucap ‘Alhamdulillah’, saya justru berucap, ‘Yah… Kok cuma segitu ya?’

Astaghfirullah….

Saya mengerti, bahwa kita harus bersyukur atas semua pendapatan yang Allah tetapkan. Akan tetapi ketika pendapatan itu tidak sesuai yang kita harapkan, atau tidak sesuai dengan yang kita pikir kita layak untuk menerimanya, sulit sekali untuk bersyukur saat itu juga (pada pukulan pertama).

Padahal Allah sudah katakan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

Bagaimana Allah akan menambahkan rezeki yang lain, jika rezeki yang baru saja kita dapat saja kita lupa untuk bersyukur?

Harta yang sedikit saja kita tidak syukuri, bagaimana jika Allah beri kita harta yang melimpah ruah? Jangan-jangan saya malah tersesat dalam kubangan nafsu durjana, na’udzubillahi min dzaalik.

Semoga saya dan juga pembaca semua bisa melatih diri untuk selalu bersyukur pada pukulan pertama, tidak hanya agar Allah menambah rezeki kita, tapi juga agar seberapa pun banyak rezeki yang kita terima, dapat membawa manfaat, dan dapat menjadi jalan bagi kita untuk menjadi hamba yang lebih baik.

Seperti halnya sabar yang harus ada di awal musibah, begitu juga dengan syukur, harus ada di saat pertama kali kita mendapat rezeki, berapa pun jumlahnya.

Syukur pada pukulan pertama.

Salam sayang

qyu_anfusikum

*HR. Al-Bukhari, no. 1203 dan Muslim, no. 1535

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *